Tuesday, June 14, 2016

Beberapa Nama Penyungsung Pura Pasek Wanagiri


NO NAMA ALAMAT
1 P.Rika Sarinbuana -Wanagiri-Selemadeg-Tabanan
2 P.Gede Suastika Serampingan-Selemadeg-Tabanan
3 I Nyoman Suartika Serampingan-Selemadeg-Tabanan
4 P.Wiki Antap-Selemadeg-Tabanan
5 P. Sukaja Antap-Selemadeg-Tabanan
6 I Made Ariasa Kebon Cepaka-Wanagiri kauh-Selemadeg-Tbn
7 I Wayan Wira .A. Kebon Cepaka-Wanagiri kauh-Selemadeg-Tbn
8 P. Weda Kebon Cepaka-Wanagiri kauh-Selemadeg-Tbn
9 P.Muliastra Br.Gempinis-Ds Dalang-Seltim-Tabanan,
10 P.Purni Serampingan Jumerana-Selemadeg-Tabanan
11 Ni Nyoman Wismawati Gadungan-Selemadeg-Timur-Tabanan
12 P.Budiana Br Alas Tegal mengkeb-Seltim-Tabanan
13 P.Endra Br Alas Tegal mengkeb-Seltim-Tabanan
14 P. Ervina Gadungan-Selemadeg-Timur-Tabanan
15 P. Pt Adnyana Dalang Pondok Selemadeg Timur-Tabanan
16 I Made Nada Giri Br Alas Tegal mengkeb-Seltim-Tabanan
17 P.Sarini Giri Serampingan Selemadeg Timur-Tabanan
18 P.Suriana Serampingan Selemadeg Timur-Tabanan
19 Ni Ketut Wati Br Gulingan-Antosari-Selbar -Tbn /Lampung
20 P.Riski Br Prigi Serampingan
    Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan
21 I Nyoman Ardiasa Belimbing Desa,
22 P. Purnami Giri Padangan.
23 Wy Sudarta Padangan.
24 P.Rawit Padangan.
25 I Wayan Santa Batungsel
26 P.Ngenik Br Pemudungan Belimbing.
27 P,Darya Br Suradadi -Belimbing
28 I Ketut Suarsa Pujungan 
29 P.Dadia Belimbing Desa,
30 P.Yastra Belimbing Desa,
31 I Ketut Cening Werdi Pajahan
32 I Wy Murpa Kebon Padangan
33 Jegeg Galiukir
34 Gd Astana Bantiran
35 P. Dwi Arta Belimbing Desa,
36 I Negah Sudisna Pajahan
27 I Wayan Dira Giri Br Merta sari-Pujungan
38 P.Suatia Kebon Jero
39 P.Siarta Sanda
40 P Wendri Kebon Jero
41 Jero Ketut Mawi Br.Ambang-Bantiran
42 I Nyoman Giri yasa Batungsel/
43 I Wayan Kumba Galiukir
    Kecamatan Kerambitan-Kabupaten Tabanan.
44 I Wayan Semidi Br. Tista
45 P.Sukadana Giri Br Samsaman
46 P.Darma Wiasih Br. Samsaman
47 I Noman Sutawijaya Br Wani
48 Wy  Widastra Br Wani
    Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan.
49 I Putu Candra Pradana Tabanan
50 I Made Muliadnyana Giri Tegal Baleran
51 Made Rata Tegal Baleran
52 Wy Repta Giri Tegal Baleran
    Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan
53 I Gd Kt Subrata, S.Ag Puluk-Puluk/ Br Tonja Ds Gubug 
54 P. Sastra Bolangan
    Kecamatan Negara Kabupaten Negara
55 I Kt Mawan Pendem
56 I Made Sunitra Pangkung buluh
57 I Kt Subanda Kelurahan Dauh Waru
58 I Wayan Sarba Br Munduk Dsa Kaliakah
    Kecamatan Busungbiu Kabupaten Singaraja
59 I Kt Dika Giri Desa Kedis
60 Gede Sutama Busungbiu
61 I Putu Susastra Giri Busungbiu
62 Made Juliong Ds. Busungbiu.
63 I Kt. Ginantra Giri. Busungbiu
64 I Nyoman Sember Busungbiu
65 I Pt. Armaya Spd/85237295612 Dusun kaje Busungbiu/ Jl. Kiskenda.131
66 Kt. Ceter Busungbiu
67 I Nyoman Gd. Nuaba. Br. Tengah Busungbiu.
    Kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng.
68 Komang Sudiarsa Giri Banyuasri
69 Putu Darsana Banyuasri
    Kecamatan Seririt Kabupaten Singaraja
70 I Kt Latra Giri Bubunan
    Kecamatan Tejakula Kabupaten Singaraja
71 Jero Manku Laksana Ds Les
72 Jero Manku  Nym Sayang. Br. Sema, Ds Petemon.
    Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.
73 I Made Darmawan Desa Dause.
74 Kasub Sidatapa- Sngaraja,
75 Jero Mangku Langkir Kaliasem -Buleleng /- 1.
76 Jero Mangku Gd.Geria Dause - Kalianget -Singaraja./08776268583
77 I Wayan Tokrek Pedawa -Buleleng.
78 TAMPA NAMA  
79 I Wayan Murya  




Mengetahui Wanagiri, 6 Nopember 2011

Ketua Bendahara




Drs I Nyoman Sukarasta. Drs I Nyoman Suirawan Giri



Catatan

Nama-nama yang belum tercatat dan yang keliru  mohon dikirim ke email : 

sumertayasa61@pnb.ac.id 

suksema, om santhi santhi santhi om



Desa Bajera
by selbarofficer · August 14, 2015

Sejarah Desa Bajera
Dalam Prasasti Brahmana Manuaba yang diabadikan di Geria Bajing ( Daerah Gianyar ) menyebutkan ada seorang putri keluarga Geria Bajing bernama Dayu Putu Ler , kisah dari Geria,” Kajenengang Bagawanta oleh Seri Arya Ngurah Bajera Sika, kang andiri punang Negara Bajera, alungguh ring Bajera Sika “.
Bunyi prasasti tersebut, membuktikan bahwa di Bajera pernah berdiri sebuah kerajaan kecil , yang didirikan oleh I Gusti Ngurah Sika dengan gelar Seri Arya Ngurah Bajera Sika, karena berkedudukan di Bajera, dengan Bagawanta Ida Ayu Putu Ler, yang bergelar Ida Pedanda Istri Bajera Sika .
Dari mana asalnya I Gusti Ngurah Sika tersebut?. Menurut babad Mengwi, dahulu kala ketika rakyat Kaba-Kaba diserahkan oleh Raja Kaba – Kaba, kepada I Gusti Agung Ngurah Made Agung, kang amaceki kerajaan Semarapura ( Mengwi ) yang bergelar Bima Sakti Angawa Gada, maka rakyat maupun bangsawan Kaba – Kaba, banyak yang lari ( minggat ) dari Kaba – Kaba, menuju daerah kerajaan lain, sama halnya dengan rakyat dan keluarga Ki Pasek Badak, sama lari dari Desa Buduk, untuk mencari pemukiman di daerah lain karena merasa tidak tenteram ( takut ) dibawah kekuasaan Mengwi .
Berkaitan dengan ucapan tersebut, besar kemungkinan bahwa I Gusti Ngurah Sika berasal dari kekeluargaan Puri Kaba – Kaba, yang lari ( minggat ) dari Puri, kemudian bertahan di Bajera, dengan julukan I Gusti Ngurah Bajera Sika, di Bajera Sika, karena merasa tidak puas dengan penyerahan rakyat Kaba – Kaba ke Mengwi yang semata – mata menuruti kehendak para istri ( Pararabi ).
Desa Bajera yang sekarang, dahulu disebut Bajera Danda dengan lahirnya kerajaan Bajera Sika tersebut secara diam – diam di daerah kekuasaan Kerajaan Tabanan, maka sudah sewajarnya Ida Batara Cokorda Tabanan menjadi amat marah, lalu memerintahkan kepada Ki Pasek Wanagiri, agar Ki Pasek menyerang ( memusnahkan ) Kerajaan kecil itu.
Terjadilah perang Bajera melawan Wanagiri. Menurut cerita, perang tersebut cukup sengit banyak korban yang berjatuhan dari kedua belah pihak. Dan yang menjadi medan Pertempuran adalah Setra Desa Berembeng, yang kemudian disebut Seman Gerobakan karena banyak darah yang mengalir di atasnya. Hari mulai malam, perang harus berhenti, I Gusti Ngurah Sika mengambil siasat, dengan mengosongkan Bajera Sika , diwaktu malam ia lari masuk hutan, keesokan harinya saat perang akan dimulai, Wanagiri memenuhi Bajera Sika dalam keadaan kosong, maka secara gigih sambil bersorak – sorak Wanagiri melakukan perampasan atas segala yang ada dan berguna baginya, dan selesai merampas, lalu beramai – ramai membakar semua rumah dan bangunan lain sampai bersih, sehingga tak satu pun ada bangunan yang tersisa melainkan semuanya menjadi puing – puing. I Gusti Ngurah Sika dalam perjalanannya masuk hutan, sampailah di suatu tempat yang berbau harum, disanalah Beliau berhenti dan membangun perkemahan yang disebut Pakuum Aruman, yang kemudian disebut Auman sampai sekarang. Setelah berputera tiga orang laki – laki ( I Gusti Ngurah Lengkan, I Gusti Ngurah Sura, I Gusti Ngurah Berata ) maka I Gusti Ngurah Sika wafat. I Gusti Ngurah Lengkan kemudian menikah dengan seorang putri asal Kalapaksa ( Buleleng ) sementara I Gusti Ngurah Lengkan telah bersuami istri, lalu meninggal dunia dalam pada itu, I Gusti Ngurah Sura jatuh cinta kepada iparnya ( janda I Gusti Ngurah Lengkan ) tetapi cintanya itu tidak diterima, I Gusti Ngurah Sura berusaha untuk mengawini secara paksa, tetapi sial Sang Janda kedapatan bunuh diri. Peristiwa itu tidak diterima baik oleh keluarga sang janda, akhirnya timbul perang kelompok melawan Auman . Auman terdesak, Ngurah Sura dan Ngurah Berata lari dan diikuti oleh rakyat yang setia menuju arah pantai, akhirnya tiba di pantai sebelah barat Tukad Balean. Disanalah mereka membuat pakuuman, karena tanahnya kelihatan datar baik untuk perumahan, selanjunya tetapi sial karena baru beberapa hari saja tinggal diam, semuanya tertimpa sakit panas dingin, menggigil,. Segera tempat itu ditinggalkan menuju arah Timur Laut dan sampai asal Bengkel. Tempatnya yang dulu sampai sekarang disebut Sureberata mungkin karena bekas tempat Ngurah Sura dan Ngurah Barata. Tidak lama kemudian I Gusti Ngurah Sura dan I Gusti Ngurah Barata meninggalkan tempat tersebut karena ternyata tidak baik untuk pemukiman adapun para pengikut I Gusti Ngurah Sura dan I Gusti Ngurah Barata semuanya tinggal disitu hanya dianugerahi dua buah keris sebagai penjaga keselamatan, selanjutnya para pengiring itu menetap disitu dan membuat perkampungan di sebut Desa Banjar Bengkel dan dibangun pula persembahyangan yang disebut Pura Piling. I Gusti Ngurah Sura dan I Gusti Ngurah Barata melanjutkan perjalanannya menuju arah ketimur dan dengan tidak tersangka – sangka tiba muncullah di Bajera, tidak lama di dengar kabar bahwa tempat itu adalah tempat leluhurnya yang dahulu ditimpa kemalangan, Timbullah kegelisahan pada I Gusti Ngurah Sura maupun I Gusti Ngurah Barata selanjutnya tak ada kepastian mengenai keturunan I Gusti Ngurah Sura maupun I Gusti Ngurah Barata hanya di kenal orang sebagai orang pengelingsir di Bajera bernama I Gusti Ngurah Jimbaran dan di serampingan bernama I Gusti Ngurah Auman. Karena I Gusti Ngurah Auman menjadi Balean ( dukun ) maka oleh Raja Tabanan ia dijadikan Balean Puri. Setiap ada Keluarga Raja yang sungkan, ia harus ada di Puri menjaganya / menolongnya. Sebagai imbalan I Gusti Ngurah Auman diserahi rakyat 20 KK, sebagai pembantu untuk mengurus rumah tangga. Disamping itu juga Raja meruntuhkan sabda ( sot ) segala kesalahan I Gusti Ngurah Auman terhadap Puri ia tidak dikenakan hukum mati ( pejah pancing ) turun temurun. Tetapi mulai saat itu ia tidak boleh memakai nama I Gusti Ngurah sekeluarga hanya diperkenalkan   memakai Si Gede Auman ( I Gusti Gede Auman ).
Setelah I Gusti Gede Auman beranak 3 orang ( 2 laki – laki dan seorang perempuan ) I Gusti Gede Auman lalu meninggal. Anak pertama bernama I Gusti Gede Mutera juga melaksanakan Balean   ( dukun ) ialah yang menggantikan kewajiban ayahnya menjadi Balean Puri . Tidak beberapa lama melakukan kewajiban di Puri lalu kena fitnah, dikatakan berdosa besar anungkal kori barak ( berdosa sejeroning bangsa ) harus dihukum mati. Keputusan Raja ia agar dibunuh tetapi sebelum melakukan hukum ada keluarga ( kuasa ) Puri Oka memperingatkan pada Raja bahwa ada sot kepada I Gusti Ngurah Auman tidak akan menjatuhkan hukuman mati ( pejah pancing ) kepadanya turun temurun, adapun orang yang bernama I Gusti Gede Mutera yang di kenakan hukuman mati adalah anak kandung I Gusti Gede Auman. Dengan peringatan itu I Gusti Gede Mutera tidak jadi dihukum bunuh, melainkan di paba ( diselong ) ke Ubud selama 6 bulan ( 1 Galungan ). Mendekat jatuhnya Kerajaan Tabanan kedatangan Penjajah Belanda ia baru pulang ke Serampingan.
Keadaan selanjutnya sesuai dengan perkembangan jaman maka Desa Bajera yang sekarang, ada berasal dari : Mengwi (Badung ), Tangkas ( Klungkung ), Tabanan (Tabanan ), Brahmana ( Gianyar ), Wanagiri (Wanagiri), Karangasem ( Karangasem ), Gelgel (Klungkung), Patemon ( Buleleng ), Tegeh Kori (Klungkung), Madura ( Jawa Timur )
Dan semenjak jaman penjajahan Belanda di Indonesia maka terjadilah perubahan system Pemerintahan yaitu ada Pemerintahan Dinas dan Desa Adat masih tetap diakui. Agar tidak mempersulit jalannya Pemerintahan maka Desa Bajera di bagi menjadi 12 Wilayah Banjar Dinas yaitu :
  • Banjar Dinas Cibukan ,
  • Banjar Dinas Bajera Kaja,
  • Banjar Dinas Taman Yoga,
  • Banjar Dinas Bajera Tengah,
  • Banjar Dinas Menungul,
  • Banjar Dinas Bajera Kelod,
  • Banjar Dinas Munduk,
  • Banjar Dinas Bajera Jero,
  • Banjar Dinas Lenganan,
  • Banjar Dinas Bajera Sari,
  • Banjar Dinas Kebon,
  • Banjar Dinas Saraswati
Pada Tahun 2008 Desa Bajera mekar menjadi 2 yaitu, Desa Bajera dan Desa Bajera Utara pada tanggal 27 Maret 2008 dengan keluarnya Keputusan Bupati Tabanan Nomor 78 Tahun 2008 Tentang Penetapan Desa Persiapan Bajera Utara menjadi Desa Difinitif maka ada perubahan terhadap luas wilayah Desa Bajera menjadi 321,230 Ha dan perubahan terhadap Jumlah Banjar Dinas menjadi 6 (enam) Banjar Dinas Yaitu :
  • Banjar Dinas Bajera Kaja,
  • Banjar Dinas Bajera Tengah,
  • Banjar Dinas Bajera Kelod,
  • Banjar Dinas Bajera Jero,
  • Banjar Dinas Saraswati,
  • Banjar Dinas Bajera Sari
Dan Desa Pakraman yang ada di wilayah Desa Bajera sekarang menjadi 1 (satu) Desa Pakraman yaitu Desa Pakraman Bajera. 
Demikianlah sekilas sejarah mengenai Desa Bajera agar dapat dijadikan penguak dalam mengisi kelengkapan Sejarah Desa.

Visi Desa Bajera, adalah :
Mewujudkan Masyarakat Desa Bajera yang Mandiri dan Sejahtera dengan bertumpu pada Sektor Ekonomi yang berlandaskan Tri Hita Karana.

Misi Desa Bajera, adalah :
·         Peningkatan akses masyarakat terhadap perekonomian dalam arti luas.
·         Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas.
·         Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
·         Percepatan pembangunan insfrastruktur dan perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kondisi Umum Desa Bajera
Keadaan Fisik / Geografis Desa .
Batas Wilayah
Sebelah Utara             : Desa Bajera Utara,
Sebelah Selatan          : Desa Antap,
Sebelah Barat             : Tukad Yeh Otan (Desa Antosari),
Sebelah Timur            : Desa Berembeng
 Luas Wilayah             : 178,800 Ha yang terdiri atas;
Tanah Sawah              : 7,900 Ha,
Tanah Pekarangan       : 119,680 Ha,
Tanah Tegalan            : 51,220 Ha.

Keadaan Topografi Desa;
Secara umum keadaan topografi Desa Bajera adalah merupakan Daerah dengan permukaan tanah datar dengan dilalui aliran sungai dan kali.

Iklim;
Iklim Desa Bajera, sebagaimana desa – desa lain di Wilayah Indonesia mempunyai Iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg.

Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
Jumlah Penduduk 1290 KK

Mata Pencaharian
Desa Bajera merupakan Desa dengan populasi penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang dan petani

Pola Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah di Desa Bajera sebagian besar diperuntukan untuk perkebunan sedangkan sisanya untuk Tanah yang merupakan bangunan dan fasilitas – fasilitas lainnya.
Pemilikan Ternak; jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Bajera berjumlah 1250 ekor terdiri dari sapi, kambing, dan unggas.

Sarana dan Prasarana Desa
Sesuai dengan Rencana Kerja Pembangunan Desa yang ada pada RPJMDes Desa Bajera, yang terdiri dari :
Di bidang Fisik :
Perbaikan jalan desa, tujuan kegiatan meningkatkan prasarana jalan dengan sumber dana dari APBD.
Perbaikan Kantor Desa, tujuan kegiatan meningkatkan pelayanan administrasi desa dengan sumber dana dari APBD.
Perbaikan Rumah Warga Miskin, tujuan kegiatan meningkatkan drajat kesehatan dengan sumber dana dari PNPM.
Di bidang Non Fisik :
Peningkatan Modal Kelompok Simpan Pinjam, tujuan kegiatan meningkatkan produksi dengan sumber dana dari PNPM.
Peningkatan SDM Aparat Desa, tujuan kegiatan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan sumber dana dari PNPM.
Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat melalui penataan lingkungan dan pengelolaan sistem pembuangan sampah

Demikian gambaran singkat desa Bajera serta program kerja desa Bajera